Pages - Menu

Senin, 26 Januari 2015

Mimpi Manis Bikin Meringis

Kalian pernah mimpi nggak?

....

Iya.. emang basa-basinya enggak penting banget. Aku emang sering ngelakuin hal-hal gak penting dalam hidup. Salah satunya ya tadi, basa-basi tapi basi banget.

Aku mau ngomongin masalah mimpi. Aku gak akan tanya lagi dengan pertanyaan, ‘kalian pernah mimpi apa enggak?’, Bullshit banget kalo kalian gak pernah mimpi. Pertanyaanku gak keliatan bullshit kalo pertanyaannya diganti, ‘kalian pernah pacaran enggak?’

Hening.

Kalian pernah gak (moga ini bukan basa-basi basi), ngerasain mimpi sama seseorang, yang mungkin itu temen kalian sendiri atau mungkin orang yang gak pernah kalian kenal, dan di mimpinya kalian berdua so sweet banget. Sampai-sampai mimpi itu jadi keinget terus, kebayang-bayang gitu.

Aku juga sering ngalamin mimpi seperti itu. Aku pernah mimpi, so sweet banget. Mimpi itu bener-bener bikin aku kebayang terus sama sosok yang ada dalam mimpiku. Aku jadi senyam-senyum sendiri. Sayangnya, itu bukan mimpi basah. Ehm..

Jadi, ceritanya aku tidur, memejamkan mata sambil diiringi lagu mengheningkan cipta. Syahdu banget rasanya... aku tidur sambil berdiri, berasa kayak lagi upacara. Terus aku capek, akhirnya aku tidur kayak biasanya. Untung aja aku nyetel lagu ‘mengheningkan cipta’ bukan pas lagi boker. Gak kebayang, kalo pas lagi boker, dengerin mengheningkan cipta aku langsung berdiri... terus nunduk ke bawah. Dan liat e’ek sendiri. Sedih banget kan jadinya.

Btw, ini kapan mau cerita mimpinya sih?! Aku emang selalu gagal fokus, padahal aku udah minum yakult setiap hari. Eh itu buat usus ding ya, bukan buat fokus. Ah.. ini gara-gara aku salah fokus. Usus dikiranya fokus.

Oke mulai aja ceritanya...



Aw.. Aw.. Aw.. Award!



Setelah ngeblog dengan tidak konsisten. Akhirnya aku dapet award.

Hore.

Sepertinya aku tidak perlu mengungkapkan kegembiraanku berlebihan. Aku cowok, sedang jaga imej, aku takut dibilang norak kalo aku nulis ‘hore’ dengan huruf ‘e’ sampai tumpeh-tumpeh.

‘Horeeeeeeeeeeeeeee...’ begitu misalnya. Itu aku bukannya kegirangan loh, aku cuma nyontohin aja.

Jadi ceritanya aku dapet award, namanya ‘LIEBSTER AWARD’. Award ini itu award yang ribet, seolah-olah yang ngasih tuh enggak ikhlas. Menurutku sih kalo mau ngasih tinggal ngasih aja, gak usah nyuruh-nyuruh pake jawab pertanyaan segala. Masalahnya, pertanyaannya bentuknya esai, bukan pilihan ganda. Aku takut gak lulus kalo dapet salah banyak pas jawab pertanyaannya.

Award ini, aku dapet dari seorang lelaki yang tidak terlalu kukenal. Tapi kayaknya dia baik. Terbukti dia mau memberiku award ini dari sekian banyak blogger yang ada. Namanya Mahfud Ridwan, biasa dipanggil ‘Bang’ sama anak SD. Dan kadang dipanggil ‘Pak’ sama mbak-mbak Indomaret. Kayaknya sih Bang Mahfud ini wajahnya telah menua dengan baik. Level tuanya lebih tinggi dibanding mereka-mereka yang dipanggil ‘Om’ sama mbak-mbak Indomaret sebelum waktunya.

Yaudah... biar gak kelamaan, langsung aja aku jawab pertanyaannya dari Bang Mahfud.

Kamis, 15 Januari 2015

Pelajaran Penting dari Kolor

Namanya orang hidup, pasti butuh makan. Namanya makan, pasti butuh duit. Namanya duit, pasti butuh kerjaan. Dari pemikiran beruntun itu, sebagai orang hidup yang butuh makan, aku pun berencana mencari duit, dari kerjaan. 

Permasalahannya mencari kerjaan yang sesuai itu gak mudah. Mesti nyari sana sini, mesti masukin lamaran kerjaan yang endingnya sering enggak jelas. Berangkat dari pemikiran seperti itu, aku pun berinisiatif untuk bekerja sendiri. Membuka usaha sendiri dengan jualan celana kolor dan boxer.

George S. Patton
Kesalahan terbesar adalah tidak pernah membuat keputusan. Setiap perawan tua sepakat dengan saya

Ini adalah keputusan yang aku buat. aku akan memulai debut bisnisku, dengan berani mengambil keputusan, aku telah selangkah menjauhi kegagalan. Sebenernya aku juga ingin membuka kantor untuk menunjang usahaku ini. Kebetulan aku udah nemu layanan kantor yang murah di http://surabayavirtualoffice.com/, tapi aku harus menahannya dulu. Setelah bisnisku mulai besar, aku akan langsung menggunakan layanan VOffice ini.

Ehm.. kedengarannya memang enggak enak di telinga, seorang aku, Dovi, mahasiswa-gampang-galau-gampang-bahagia, jualan kolor dan boxer. Awalnya memang, teman-teman pasti banyak yang mencibir, aku sempat merasa malu. Namun, karena keadaan yang memaksa aku melakukan hal ini, maka aku pun harus nekat melakukannya. Selain karena untung jualan boxer yang sangat lumayan.

Wisuda = Perjuangan Gak Pake Setengah-Setengah

Aku pernah merasakan gagal dalam menjalani beberapa usaha. Mulai dari usaha jualan pulsa sampai usaha melakukan percobaan bunuh diri karena hampir gagal wisuda bareng teman-teman seangkatan. Beruntung aku masih punya penyemangat hidup (baca: pacar *yang jomblo gak usah pura-pura gak bisa baca!*), niat minum baygon campur kispray dingin berubah jadi minum jasjus rasa tawar karena bikinnya kebanyakan air.

Berbicara masalah kegagalan. Pengalaman yang hampir membuatku jatuh kebangetan itu pengalaman saat skripsi. Berkali-kali aku mesti melihat teman-temanku pulang ke kos-kosan dengan tertunduk lesu, berkali-kali pula aku mesti mengurungkan niat untuk bimbingan. 

Iya, berkali-kali yang dimaksud disini bukan berkali-kali aku bimbingan, tapi hanya sekedar melihat teman yang selesai bimbingan. Aku sendiri mana mungkin punya nyali sebesar itu untuk bimbingan skripsi. Aku cowok lemah, yang melihat dosen pembimbing dari kejauhan aja kepalaku mendadak rematik, pandangan berkunang-kunang dan akhirnya aku harus minum sangobion karena aku mendadak kurang darah.

Sejak memasuki era skripsi, tidurku jadi gak nyenyak. Setiap malam tidurku selalu dihantui oleh suara ‘creek.. creek.. creeek.. jeezzttdd’. Aku sempat cemas, dan berusaha membaca ayat-ayat suci yang aku hafal. Aku memejamkan mata dan dalam hati berkata, ‘Alif ba ta tsa.. jim kha kho...’

VOffice, Kantor Virtual Murah Untuk Siapa Saja

Menghadapi persaingan dunia kerja memang tidak mudah. Dibutuhkan ketekunan dan kegigihan dalam menghadapi setiap tantangan yang ada di depan kita. Apalagi, saat usaha kita memiliki saingan yang secara kualitas jauh lebih meyakinkan dan lebih ‘besar’.

Persaingan semacam itu, memang perlu dihadapi dengan usaha maksimal. Ketika usaha orang lain terlihat lebih besar dibandingkan usaha kita. Maka kita sendiri perlu membuat usaha kita juga terlihat besar. Dengan demikian, jarak persaingan yang tadinya terlihat lebar, bisa diperkecil karena usaha kita sama-sama terlihat besar.

Salah satu cara untuk membuat usaha kita terlihat besar adalah dengan mempunyai ‘kantor’ yang mewah dan elite. Iya, mungkin menyewa kantor yang mewah dan elite sudah jelas biayanya sangat mahal, dan tentu saja sulit mencari kantor yang lokasinya strategis.

Namun, hal itu bukan lagi masalah yang rumit karena kita punya solusi yang bernama VOffice. Bagi yang belum tau, VOffice adalah layanan kantor digital, atau ruang kerja yang berlokasi di dunia internet tanpa memiliki ‘fisik’ lokasi usaha.




VOffice ini sangat penting untuk menunjukkan keprofesionalitasan kita dalam dunia usaha karena VOffice menawarkan sebuah kantor virtual yang dapat kita kelola dari mana saja. Melalui VOffice kita akan dibuat seolah-olah mempunya alamat kantor di lokasi yang strategis dan elite sehingga akan membuat para relasi, rekan kerja atau pelanggan menjadi semakin menaruh kepercayaan diri yang besar terhadap kita.

Rabu, 14 Januari 2015

Blogger Macam Apa, Aku Ini!?



Aku belum terlalu lama jadi blogger, sudah jelas tidak banyak tulisan yang aku hasilkan selama aku jadi blogger. Aku memang terlalu malas, aku lebih suka mengamati blog-blog orang lain tanpa tau blogku harus menjadi seperti apa.

Aku tidak terlalu jago mendesain blog. Bahkan tampilan blogku yang sekarang aja aku dapat dari template download’an. Menyedihkan memang, aku terlahir dengan kreativitas yang minim. Tampilan blogku yang sekarang memang terlihat lebih bloggeriawi. Mmm.. maksa ya? Iya.. aku emang suka maksa, tapi aku gak pernah maksa cewek buat mau jadi pacarku. Soalnya endingnya sakit, mereka lebih milih nelen pil KB daripada diajakin pacaran sama aku.

Template blogku yang sekarang, cukup keren, setidaknya menurutku. Pencarian template itu tidaklah mudah, butuh ratusan next page untuk menemukan template yang sekarang ini. Tentu saja setelah sebelumnya aku hampir putus asa mencari tampilan blog yang pas.

Jujur.. aku memang payah, jangankan mengedit tampilan blog, mengedit skripsi temen yang udah di acc dosen pembimbing saja aku masih aja disalah-salahin sama dosen pembimbingku.

Dulu aku pengen punya blog. Bukannya berusaha mencari tutorial cara membuat blog, aku malah meminta temenku untuk buatin aku blog. Gak perlu susah payah, aku tinggal menunggu dan membelikannya segelas pop ice, maka dalam hitungan menit aku pun punya blog. Cara yang mudah tanpa perlu bersandiwara...

Sayangnya, gara-gara latar belakangku yang blog aja dibikinin. Aku pun gak bisa berbuat lebih jauh lagi. Aku hanya termenung menatap tampilan blogku yang putih bersih tanpa hiasan apapun. Aku tak tahu harus berbuat apa. Ternyata segelas pop ice hanya cukup untuk membuat blog lahir, gak ada bonus tampilan apapun. Entah temenku yang pelit, atau aku yang pelit minta dibuatin blog cuma modal segelas pop ice.

Sebenarnya aku bisa saja meminta temanku itu untuk memberi hiasan blogku agar tampilannya tidak gundul seperti saat itu. Tapi niatku itu terhalang segelas pop ice, aku malu, cuma ngasih segelas pop ice tapi banyak mintanya.

Merasa tidak mungkin mendapat bantuan dari teman, aku harus berusaha sendiri. Setelah bertahun-tahun membaca dan mengamati tutorial yang ada di google. Aku pun mulai paham, tampilan blog bisa diedit. Maka, aku segera mempraktekannya.

Aku mencari tampilan blog yang sesuai, namun gak ada yang sreg di hati aku. Aku memang cowok yang suka pilih-pilih, padahal aku gak pernah dipilih sama cewek. Iya, aku memang banyak gaya. Seharusnya bisa mengedit tampilan blog aja aku harus bersyukur, kalau perlu aku menyumbangkan tanah wakaf sebagai tanda rasa syukur.

Masalah pilih memilih. Aku sempat kesulitan membuat alamat blog yang tepat dan menarik. Sebagai laki-laki aku tidak menarik, maka blogku kelak harus punya alamat yang menarik. Maka aku tidak boleh sembarangan menentukan masa depan blogku. Aku berdiskusi sengit dengan temanku, aku suka dengan alamat ‘blogcowokganteng.blogspot.com’.

Menurutku itu alamat yang keren, tapi temanku bersikeras menolak. Katanya, aku tidak boleh terus menerus berdusta. Dari kalimat itu aku sadar, itu sama saja temanku mengatakan aku gak ada ganteng-gantengnya sama sekali. Aku pengen bilang kampret, tapi dipikir-pikir kenyataanya memang begitu.

Setelah usulanku ditolak, aku pengen bikin pake nama kumiskekar.blogspot.com, aku pikir nama itu keren. Aku cowok, berkumis (karena tidak sempat mencukur kumis akibat skripsi), dan nilai lebihnya kumisku cukup lebat sehingga terlihat kekar.

Karena makna kumis kekar yang sangar dan identik dengan preman ngondek. Temenku menyetujui nama itu. Kali ini aku punya alasan untuk  bilang kampret. Tapi kampret yang dimaksud, ‘kampret! Emang bener muka gue sangar!’. Aku agak-agak sakit hati.

Tiga bulan bertahan dengan nama kumiskekar, aku merasa asing dengan blogku. Karena saat itu aku lelah berkumis, tiap makan sambal sama kerupuk (karena makan ayam terlalu sulit untuk digapai), sambalnya suka nempel-nempel di kumis. Nafasku terasa panas, aku jadi capek sendiri bernafas dengan cara seperti itu.

Aku pun memotong kumisku, tanpa dua kali penyaringan. Setelah aku tidak punya kumis, blogku jadi terasa aneh.. aku sudah tidak berkumis, kekekaranku hilang. Namun nama kumis kekar masih melekat, sebenarnya ini blog punya siapa?

Aku harus merubah nama blogku, tapi gak tau caranya. Ah... aku ingin sepintar mereka-mereka yang punya blog dengan tampilan keren. Namun sayang, aku tidak punya teman untuk mendiskusikan persoalan serius ini. Teman-temanku lebih memilih menghabiskan waktu di kamar mandi setelah sempat membuka laptop lengkap dengan headset selama beberapa menit. Entah apa hubungannya, aku pura-pura tidak tahu, padahal aku sesekali juga berbuat seperti itu.

Kegamanganku mencari alamat blog pengganti kumis kekar benar-benar membuatku susah makan. Kebetulan waktu aku gamang, saat itu sedang tanggal tua. Ya, setidaknya alasanku susah makan terlihat keren daripada aku sengaja nahan lapar di akhir bulan gara-gara duit abis buat beli tazos pokemon yang popularitasnya sudah lewat.

Aku sempat kepikiran mau membuat nama blog yang unik. ‘Catatan Hati Seorang Istri’. Kelihatannya itu keren, tapi aku baru tau ternyata nama itu udah dipake buat judul sinetron di RCTI. Sial! Aku keduluan!

Aku kepikiran lagi buat bikin nama blog dengan alamat ‘wakwaw’. Tapi kalo sinetron Soni Wakwaw udah gak populer lagi, blogku juga pasti gak spesial lagi.

Aku merenung lagi. Lima menit... sepuluh menit... sampai tiga puluh menit berlalu aku tidak kunjung menemukan alternatif nama untuk blogku tercinta. Itulah susahnya merenung sambil nonton acara ‘On The Spot’, aku jadi susah fokus. Sepertinya, lebih baik aku merenung sambil nonton ‘tujuh manusia harimau’  saja.

Karena lelah berpikir keras, padahal aku juga mesti berpikir skripsi dan status jombloku mau dibawa kemana. Aku pun tercetus sebuah kata sederhana, ‘Minbem’. Iya, minbem... yang kurang lebih artinya.... mmm... mmm... gak ada artinya. Aku sadar, apalah arti sebuah nama. Maka aku pun asal saja memberikan nama, berharap nama minbem bisa populer.

Nama blog sudah teratasi, sekarang aku harus menentukan genre tulisanku. Aku sih kepengen nulis yang ringan-ringan. Kayak catatan sehari-hari gitu deh. Tapi karena aku suka malas nulis, aku jadi gak pernah nulis kisah sehari-hari. Aku malah nulisnya galau-galauan.

Aku sempet kepengen nulis komedi. Tapi kata temen-temen aku garing, gak ada lucu-lucunya. Padahal tetanggaku aja bilang kalo aku lucu, imut-imut, ngegemesin. Aku masih inget, tetanggaku bilang seperti itu, 20 tahun yang lalu. Saat aku masih balita.

Karena gak bakat nulis galau-galauan, gak canggih nulis komedi. Aku kepikiran mau buat blog informasi aja. Aku mau copas berita-berita yang unik. Biar blogku banyak pengunjung, aku dapet duit. Aku memang sering dengar blog bisa menghasilkan duit.

Selama tiga hari, aku memasukkan puluhan artikel copas ke dalam blog. Aku niat banget nyari duit lewat blog. Tapi setelah  dipikir-pikir, aku gak merasakan kebahagiaan melakukan itu. Aku kangen nulis-nulis gak jelas.

Setelah minta do’a restu sama penjual mie ayam yang lewat depan kos-kosan. Aku pun menghapus kembali puluhan tulisan copas itu, aku menyesal telah mengotori blogku dengan tulisan copas. Tapi tidak ada ata terlambat untuk memulai lagi. Maka dengan semangat mahasiswa tingkat akhir yang teraniaya skripsi. Aku memulai menulis lagi, tanpa copas dan tanpa bahan pengawet dan tanpa efek samping.

Aku memang blogger labil, suka gonta ganti tampilan blog. Suka gonta ganti nama  blog, tapi aku gak pernah gonta ganti pacar. Ada yang mau jadi pacarku aja pasti aku langsung nari balet sebagai tanda syukur.

Aku juga sempat labil menentukan kemana arah blogku, apakah fokus ke galau atau fokus ke komedi atau fokus mengambil kitab suci? Ah! Padahal aku harus fokus, tapi nulis ini aja aku udah salah fokus. Aku memang lemah... blogger macam apa aku ini!?

Mungkin sampai sekarang aku masih labil, posting blognya juga suka kadang-kadang, gak konsisten. Tapi selama aku menikmati dan enggak copas tulisan sana sini. Aku udah bahagia. Meskipun gak bisa jadi blogger santri yang berdakwah lewat blog, seenggaknya aku... aku... masih bisa ngeblog dan gak merugikan orang lain. Gitu aja, sih.