Pages - Menu

Kamis, 15 Januari 2015

Pelajaran Penting dari Kolor

Namanya orang hidup, pasti butuh makan. Namanya makan, pasti butuh duit. Namanya duit, pasti butuh kerjaan. Dari pemikiran beruntun itu, sebagai orang hidup yang butuh makan, aku pun berencana mencari duit, dari kerjaan. 

Permasalahannya mencari kerjaan yang sesuai itu gak mudah. Mesti nyari sana sini, mesti masukin lamaran kerjaan yang endingnya sering enggak jelas. Berangkat dari pemikiran seperti itu, aku pun berinisiatif untuk bekerja sendiri. Membuka usaha sendiri dengan jualan celana kolor dan boxer.

George S. Patton
Kesalahan terbesar adalah tidak pernah membuat keputusan. Setiap perawan tua sepakat dengan saya

Ini adalah keputusan yang aku buat. aku akan memulai debut bisnisku, dengan berani mengambil keputusan, aku telah selangkah menjauhi kegagalan. Sebenernya aku juga ingin membuka kantor untuk menunjang usahaku ini. Kebetulan aku udah nemu layanan kantor yang murah di http://surabayavirtualoffice.com/, tapi aku harus menahannya dulu. Setelah bisnisku mulai besar, aku akan langsung menggunakan layanan VOffice ini.

Ehm.. kedengarannya memang enggak enak di telinga, seorang aku, Dovi, mahasiswa-gampang-galau-gampang-bahagia, jualan kolor dan boxer. Awalnya memang, teman-teman pasti banyak yang mencibir, aku sempat merasa malu. Namun, karena keadaan yang memaksa aku melakukan hal ini, maka aku pun harus nekat melakukannya. Selain karena untung jualan boxer yang sangat lumayan.


Celana kolor, aku ambil grosir per potong tujuh ribu rupiah, dijual lagi dengan harga sepuluh sampai lima belas ribu masih laku. Kalian bisa hitung sendiri berapa keuntungannya per potong, hampir sama dengan modalnya. Dengan iming-iming seindah itu, aku pun siap mengarungi bisnis di belantara kampus sebagai penjual kolor.

Karena tidak mungkin membuka lapak di pelataran kampus, aku pun menjual celana boxer secara MLM. Mulut Lewat Mulut. Dari satu mulut ke mulut yang lain aku menawarkan kolor aku, dengan beraneka motif dan warna. Kadang saat berangkat kuliah, tas aku penuh sama kolor dibandingkan diktat kuliah atau binder catatan. 

Awalnya penjualan kolor aku memang sangat lumayan, dalam seminggu aku bisa menjual sampai 20 kolor. Namun karena aku pemalu, tidak mudah bergaul dan tidak punya banyak teman di kelas lain. Aku pun hanya menjual kolor aku pada teman-teman sekelas dan teman-teman seangkatan saja. Mental aku belum siap menawarkan kolor pada mahasiswa lain yang tidak aku kenal, yang sering duduk-dudukan di depan kelas dan di sepanjang jalan kampus.

Diantara sekian banyak mahasiswa yang enggak aku kenal, aku yakin sebenarnya mereka butuh kolor untuk menunjang aktivitas tiduran sehari-hari di kamar kos-kosan mereka. Hanya saja, dari banyaknya mahasiswa yang seharusnya bisa aku tawarin untuk beli kolor-kolor dari aku, aku justru minder sendiri. Entah kenapa, aku malu. Padahal aku emang sering malu-maluin. Popularitas di kampus juga enggak keren sama sekali. Gak ada cewek yang mau melirik, gak ada cewek yang nyapa kalo aku lagi  jalan di kampus. Harusnya dengan ketidakkerenan itu, aku bebas jualan apa aja, karena itu tidak mengurangio image aku sebagai cowok yang gaul nan keren. Iya, asal jangan jualan narkoba aja sih aku.

Gara-gara aku yang pemalu itu, omset penjualan kolor aku makin lama makin menipis. Karena yang namanya mahasiswa, gak mungkin terus menerus beli kolor kayak beli gorengan. Keuntungan yang awalnya menggiurkan mulai menyusut drastis. Karena makin hari, aku udah gak punya temen yang bisa ditawarin untuk beli kolor aku, mau nawarin ke orang yang gak dikenal aku malu. 

Semakin hari semakin sepi, akhirnya aku memutuskan berhenti jualan kolor. Bisnis aku tidak berkembang sama sekali. Akhirnya, bisnis aku ditutup dengan tidak gemilang sama sekali.

Semalaman merenung di kamar kos, aku menyadari bahwa yang namanya bisnis butuh keuletan, butuh keyakinan dan kemantapan hati. Gak perlu malu selama rejeki yang dicari masih  halal, dan yang jelas, bisnis itu butuh relasi yang banyak, butuh jaringan dimana-mana. Seandainya dari awal aku orang yang mudah bergaul tentu aku akan mendapat banyak teman dan kenalan yang pasti diantara mereka bisa menjadi pembeli untuk kolor aku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar