Namanya
orang hidup, pasti butuh makan. Namanya makan, pasti butuh duit. Namanya duit,
pasti butuh kerjaan. Dari pemikiran beruntun itu, sebagai orang hidup yang
butuh makan, aku pun berencana mencari duit, dari kerjaan.
Permasalahannya
mencari kerjaan yang sesuai itu gak mudah. Mesti nyari sana sini, mesti masukin
lamaran kerjaan yang endingnya sering enggak jelas. Berangkat dari pemikiran
seperti itu, aku pun berinisiatif untuk bekerja sendiri. Membuka usaha sendiri
dengan jualan celana kolor dan boxer.
George S. PattonKesalahan terbesar adalah tidak pernah membuat keputusan. Setiap perawan tua sepakat dengan saya
Ini
adalah keputusan yang aku buat. aku akan memulai debut bisnisku, dengan berani
mengambil keputusan, aku telah selangkah menjauhi kegagalan. Sebenernya aku
juga ingin membuka kantor untuk menunjang usahaku ini. Kebetulan aku udah nemu
layanan kantor yang murah di http://surabayavirtualoffice.com/,
tapi aku harus menahannya dulu. Setelah bisnisku mulai besar, aku akan langsung
menggunakan layanan VOffice ini.
Ehm..
kedengarannya memang enggak enak di telinga, seorang aku, Dovi,
mahasiswa-gampang-galau-gampang-bahagia, jualan kolor dan boxer. Awalnya
memang, teman-teman pasti banyak yang mencibir, aku sempat merasa malu. Namun,
karena keadaan yang memaksa aku melakukan hal ini, maka aku pun harus nekat
melakukannya. Selain karena untung jualan boxer yang sangat lumayan.
Celana
kolor, aku ambil grosir per potong tujuh ribu rupiah, dijual lagi dengan harga
sepuluh sampai lima belas ribu masih laku. Kalian bisa hitung sendiri berapa
keuntungannya per potong, hampir sama dengan modalnya. Dengan iming-iming
seindah itu, aku pun siap mengarungi bisnis di belantara kampus sebagai penjual
kolor.
Karena
tidak mungkin membuka lapak di pelataran kampus, aku pun menjual celana boxer
secara MLM. Mulut Lewat Mulut. Dari satu mulut ke mulut yang lain aku
menawarkan kolor aku, dengan beraneka motif dan warna. Kadang saat berangkat
kuliah, tas aku penuh sama kolor dibandingkan diktat kuliah atau binder
catatan.
Awalnya
penjualan kolor aku memang sangat lumayan, dalam seminggu aku bisa menjual
sampai 20 kolor. Namun karena aku pemalu, tidak mudah bergaul dan tidak punya
banyak teman di kelas lain. Aku pun hanya menjual kolor aku pada teman-teman
sekelas dan teman-teman seangkatan saja. Mental aku belum siap menawarkan kolor
pada mahasiswa lain yang tidak aku kenal, yang sering duduk-dudukan di depan
kelas dan di sepanjang jalan kampus.
Diantara sekian banyak mahasiswa yang
enggak aku kenal, aku yakin sebenarnya mereka butuh kolor untuk menunjang
aktivitas tiduran sehari-hari di kamar kos-kosan mereka. Hanya saja, dari
banyaknya mahasiswa yang seharusnya bisa aku tawarin untuk beli kolor-kolor
dari aku, aku justru minder sendiri. Entah kenapa, aku malu. Padahal aku emang
sering malu-maluin. Popularitas di kampus juga enggak keren sama sekali. Gak
ada cewek yang mau melirik, gak ada cewek yang nyapa kalo aku lagi jalan
di kampus. Harusnya dengan ketidakkerenan itu, aku bebas jualan apa aja, karena
itu tidak mengurangio image aku sebagai cowok yang gaul nan keren. Iya, asal
jangan jualan narkoba aja sih aku.
Gara-gara
aku yang pemalu itu, omset penjualan kolor aku makin lama makin menipis. Karena
yang namanya mahasiswa, gak mungkin terus menerus beli kolor kayak beli
gorengan. Keuntungan yang awalnya menggiurkan mulai menyusut drastis. Karena
makin hari, aku udah gak punya temen yang bisa ditawarin untuk beli kolor aku,
mau nawarin ke orang yang gak dikenal aku malu.
Semakin
hari semakin sepi, akhirnya aku memutuskan berhenti jualan kolor. Bisnis aku
tidak berkembang sama sekali. Akhirnya, bisnis aku ditutup dengan tidak
gemilang sama sekali.
Semalaman
merenung di kamar kos, aku menyadari bahwa yang namanya bisnis butuh keuletan,
butuh keyakinan dan kemantapan hati. Gak perlu malu selama rejeki yang dicari
masih halal, dan yang jelas, bisnis itu butuh relasi yang banyak, butuh
jaringan dimana-mana. Seandainya dari awal aku orang yang mudah bergaul tentu
aku akan mendapat banyak teman dan kenalan yang pasti diantara mereka bisa
menjadi pembeli untuk kolor aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar